Wednesday, March 31, 2010

dan aku...

dan aku resah dalam mimpi seorang bocah. berharap tuk raih bintang yang mampu bagikan terang. petunjuk jalan dalam kegelapan malam ini.

dan aku terdiam dalam hening hampa. mencoba mencari sosok yang biasanya mengiringi tawa dan tangisku. berharap mampu temukan ia disini.

dan aku murung dalam ruatan pagar rintangan. berharap mampu hilangkan sakit yang tertancap di dalam. meredakan perih beriris pilu dan air mata.

dan aku lelah dalam ceceran air darah. yang terus berlinang tak henti dalam kolam ini. menjeritkan langkah yang setiap hari tertiup angin menusuk kalbu.

dan aku berlari dalam riuhnya dunia. yang menyuarakan semua caci ketidakpuasan akan kita. melontarkan satu per satu tuntutan mereka.

dan aku meringis dalam suara klotak tulangku yang patah. menahan beban dunia yang bergelayut di pundakku. yang menambah bobotnya setiap hari.

dan aku berlutut dalam doa yang terpanjat. entah pada siapa, entah pada apa. harapku ada yang mampu mendengar dan mencoba mengerti.

dan kini aku merindukanmu. sebuah oase hidup bagiku yang kering terbakar rona dunia.

Tuesday, March 30, 2010

Chapter 9

mungkin semua ini terasa terlalu sederhana bagi orang lain. hany bersisikan empat buah tembok dan semua lapang terbuka lepas. tapi ini sudah cukup bagiku. bagi kita. sebuah ruangan untuk merajut cinta ini menjadi rangkaian indah tak terpisahkan.

hmm.. chapter 9, aku juga tak tahu mengapa kata-kata itu terucap saja di dalam pikiranku. sembilan, bukan karena merupakan angka keberuntungan tapi lebih merupakan angka penentu "sebuah angka satuan terakhir". yah setelah ini sang angka tidak akan menjadi satuan lagi. akan ada angka lain yang bersandingan disampingnya. 9 juga merupakan angka penentu menuju kesempurnaan yaitu 10.

dan aku kini menyebut moment ini sebagai chapter 9, sebuah moment penentuan dari kita dan mimpi yang harap jadi nyata. chapter ini bernuansa putih dan semua terbuka dan menyatu. mungkin dinding-dinding putih inilah yang nantinya bisa menjadi tempat kita mengeluhkan kesah dan mengadukan tangis. hanya kita tanpa ada satupun entitas lain.

ini tempat baru kita mewujudkan mimpi beib.. dan mimpi itu milik kita, hanya milik kita tak perduli apapun yang ada di depan sana, di dalam tembok ini hanya ada kita dan mimpi untuk jadi nyata...

love you beibie..

Wednesday, March 17, 2010

makian dunia...

saat dunia mulai memaki
aku, hidupku dan kita
jutaan butiran air mata berjatuhan
bagai badai yang melanda jiwa

dan kau disini
terdiam dan mengeratkan gegaman tanganmu padaku
meminjamkan kuatmu padaku agar ku mampu berdiri tegap
menghadapi badai dan tetap tersenyum

dan hatiku pun hanya mampu tersenyum miris
menekan semua rasa amarah yang berkecamuk

mungkin kini mereka hanya mampu memaki
mungkin saat ini mereka tak mampu mengerti
namun suatu saat nanti dunia kan tahu
kita kan tetap mampu berjalan disini
beriringan dengan tangan yang terkatup erat
dan mimpi yang saling berjalinan
dan kita akan bahagia

mungkin waktu kan menyuarakan pada mereka
tentang kisah indah kita...
agar kelak mereka mengerti...

Monday, March 15, 2010

the declaration of war...

lucunya kata ini ku tulis seblum semuanya terjadi... dan saat itu bibir kita masih bisa tertawa memainkan kata menjadi sebuah canda.

saat ini hati ini mengeluh dan meronta kesakitan. sesakit tubuh yang terhantam dan jatuh. nyaris saja akal menghilang terhempas badai. dan aku kehilangan peganganku.. nyaris saja semua mencapai limit yang mampu ditahan akalku. aku hampir hilang dari bumi ini. aku merasakannya dan sebenarnya sudah hampir memutuskan tuk berjalan melangkah pergi...dari dunia bangsat yang kotor ini....

genggaman erat tanganmu.. yah kamu.. yang membawa ku kembali dan menapakki dunia lagi.. tadinya aku sudah nyaris tak berniat berdiri. nyaris saja menghembuskan semua ke dalam hitam dan menutupkan diri dari sinar...

aku terluka aku kecewa aku berdarah.. melihat mereka bahkan tak sedikitpun menaruh iba saat menghantamkan tinjunya padamu. tak tahukah mereka kaulah hidupku...seolah jantungku terhantam keras membengkak dan meledak saat mereka memakimu.. kau tak pantas menerima semua ini.. kau tak layak merasakan sakit itu... dan akulah penyebab semuanya akulah sih biang onar. dan karena ku kau harus menangung sakit ini....

maafkan aku beibie.. meski kutahu aku sendiri bahkan tak mampu memaafkan diriku sendiri. aku yang bersalah mengapa kamu yang harus menerima hukumannya. bunuh saja aku... jangan kamu.. tak sedikitpun ku relakan kau terluka.. tak sedikitpun sayang... karena rasa sakitnya untuk ku menjadi berjuta kali untukku melihat darahmu mengalir dan matamu yang terbelalak menahan sakit...

aku sayang kamu beibie...

dan kini saat angin topan itu sudah berhembus pergi..
aku hanya mampu berucap jutaan syukur pada bintang
jutaan salut puja padamu..
yang tak bergeming dan tak membalas..
kau yang masih berpikiran jernih saat amarahku melalap kita berdua..
kau yang menjadi air peredamku..
dan untuk itu sekali lagi hati ini teryakinkan
that's you're the one...
i will never let you go no matter what..
cause you're my most precious star

and keep shining for me beibie..
light my way to you..