Thursday, September 24, 2009

433 km

beribu menit tanpamu....
beratus jarak terbentang
dan kusadari ku merasakan sepi
lebih dalam dari biasanya
lebih biru dari sewajarnya

kotaku yang biasa bergelak riang pun kini terdiam
menyepi dan lenggang
menyamai suasana hatiku
yang menyisakan beribu ruang kosong
tempat kau biasa singgah
dan nada yang terdengar
hanya mampu menyanyikan kisah tentangmu
melagukan rindu akan tawa dan celotehmu
yang biasanya ada
mengiringi setiap malamku...

dan kini kurasakan
aku merindukanmu sangat

for you beibie...

Thank you for not letting go
When I said
Let me go
Thank you for timing,
thank you for finding
Thank you for not believing me baby when I said

I don't want to fall in love
Just want to have a little fun
Then you came and swept me up
and now I'm done so done
Falling madly deeply I,
Surprise myself enough to find
That what's begun is love
and now I'm done so done, I'm done

Thursday, September 10, 2009

More for what we have then what we want to have....

Setiap manusia tentunya selalu mencoba mencari yang terbaik bagi dirinya, baik dalam masalah pekerjaan, pasangan hidup, tempat tinggal dan perkara-perkara lainnya. kita terkadang begitu sibuk terus menerus melihat hal-hal yang tidak kita miliki pada saat ini dan berusaha sekuat tenaga untuk melakukan berbagai perubahan agar kita bisa memiliki semua yang kita inginkan. kondisi seperti ini malah membuat kita terobsesi dengan apa yang kurang dan bagaimana kita memperbaikinya. Mungkin sikap seperti ini tidaklah salah, karena toh tujuannya memang untuk menjadi hidup kita lebih baik atau mungkin lebih bahagia tepatnya.

contohnya saja dalam perkara pekerjaan. kita terkadang terlalu terfokus dengan hal-hal buruk yang dimiliki pekerjaan kita ataupun hal-hal yang tidak dimiliki sekarang. bila ada teman yang menanyakan kondisi pekerjaan kita, langsung dengan semangat keluarlah semua unek-unek dan hal-hal negatif bertubi-tubi tanpa henti. mulai dari bos yang tidak kompeten, tidak adanya jaminan kesejahteraan, gaji yang dianggap tidak sepadan dengan tenaga dan pikiran yang kita curahkan untuk pekerjaan kita, manajemen perusahaan yang kacau balau, rekan kerja yang tidak dapat diajak bekerjasama dan beribu hal lainnya. lalu kita menjadi semakin terobsesi untuk berganti pekerjaan. apalagi bila mendengar teman sekerja mengeluhkan hal-hal yang sama. semangat kita langsung berkobar-kobar dan merasa harus secepatnya menyelamatkan diri dari tempat kerja yang tidak menyenangkan ini. tujuannya memang mulia, mencoba berusaha mendapatkan dan menjadi yang terbaik untuk hidup.

Namun pernahkan kita berhenti sejenak untuk menarik nafas, memperlambat langkah dan mencoba melihat hal-hal positif dari apa yang sudah kita miliki sekarang. terkadang saat mencoba berhenti sejenak dari obsesi kita untuk menjadikan semuanya lebih baik, kita bisa melihat dengan lebih jelas bahwa ternyata apa yang kita miliki sekarang tidaklah seburuk yang selama ini kita pikirkan. sehingga nantinya saat muncul kesempatan untuk melakukan perubahan kita bisa lebih bijaksana memutuskan untuk mengambil langkah. jadi keputusan kita tidak hanya berdasarkan nafsu dan emosi sesaat saja. semoga saja nantinya langkah yang kita ambil akan membawa kita ke tempat yang kita inginkan.

Friday, September 4, 2009

pernahkah...

pernahkah terlintas sejenak saja dalam pikirmu
saat malam menjelang dan raga masih tak berpulang
pernahkan menjulur rasa rindu di hatimu
saat penantian panjangku seolah tak kan pernah berakhir.
pernahkah terhadirkan dalam pikirmu
memburu waktu tuk segera kembali
saat aku menanti...

pernahkah kau ingat
dalam tiap detik malam dan lengah tidur ku
berteman sepi dan rindu
aku disini menunggumu pulang...

teman...

dan sang burung kecil itu berterbangan sendirian. terus menerus menelan kicauannya sendiri. menentang malam yang menyuruhnya menghelakan nafas dan pergi berlindung di peraduan. namun ia tidak dapat menghentikan kibasan sayapnya yang mencoba mencari sesosok bayangan di tengah gelap malam dan diantara kerumunan pepohonan. dia terus masih saja mencari. tempat menumpahkan risau yang ada dalam pikirannya. tempat hanya untuk sekedar bicara...

mendendangkan kicau yang mungkin tak sempurna. hanya tuk mampu menjernihkan pikir yang sedang terbelit dan meronta tak mau diam. namun tak ada satu jiwa pun mendengarkan tangisan risau dalam kicau yang tertahan. tak satupun suara terdengar menenangkannya. yang ada hanya kicauannya yang terdengar mulai parau dan tertiup angin utara menjauh dalam rona sepi sang malam.

ia hanya butuh tempat tuk bicara. menuangkan cerita detik yang berjalan timpang. mendendangkan kicauan yang tertahan saat hari menjelang dan menceritakan panas hari yang dilaluinya tadi. ia hanya butuh teman... tuk saling berbagi dan mencaci maki hidup yang berjalan tak adil dan meninggalkan goresan berairkan darah.

dia hanya butuh teman tuk bicara...
agar tak berakhir parau disini...

Thursday, September 3, 2009

kata..

saat kata hanya mampu berputar dalam otak. tak ada tempat tuk melontarkan semua. sang malam pun menjadi semakin mengigil dalam selimut bisu. berjuta ilusi mulai muncul memenjarakan rasa dan meninggalkan semu.

dan saat kata itu tetap saja berputar melihat dunia yang bahkan tak menoleh perduli. kata hanya dapat merapat dan berdesakkan dalam sudut bekunya otak. terdiam menunggu. meski tak pernah temui yang ditunggu.

adakah perduli menjadi ada, saat suara tak mampu didengar...?
entah tak mampu atau tak mau
atau mungkin hanya tak perduli
terlindas derap cepat langkah hidup dan lenggang lelah sang detik.

Wednesday, September 2, 2009

aku dan rindu...

aku merindukan detik yang bersisian dalam tawa. menghanyutkan mimpi dan angan menjadi rata dalam asa seorang pencinta. aku menginginkan waktu dapat henti sejenak dalam kata. agar abadi terasa, meski ragu kian menganga.

aku merindukan, derap langkah kencang dua jarum yang saling berlomba. memacu matahari tuk berputar lebih cepat. dan aku pun merindukan sinar kelam sang rembulan yang temaram menemani tidur dalam selimut putih sang awan.

rindu ini muncul tanpa sebab dan entah kepada apa. aku hanya merasa kehilangan dan merasa rindu akan saat yang pernah ada. saat yang dahulu kujadikan makian dalam hari. saat yang dulu memaksaku membuka mata mendahului sang mentari. dan aku hanya merindukan semua rasa yang bergejolak dalam hati yang menghilangkan datar dalam hidup.

mungkin aku hanya merindukan sosokmu. yang kini hanya dapat kulihat sekilas jelang tidurku. mungkin aku hanya merindukan saat dimana hanya ada dua hati kita yang tertumpah dalam kata tentang hari. mungkin juga aku hanya merindukan celoteh kita yang teriring tawa yang temani lamunan ku akan masa depan.

Atau mungkin aku hanya merindukanmu sangat.
yah.. mungkin hanya sesederhana itu.