Wednesday, April 22, 2009

semilir angin menghembuskan sejuk akan nyamannya hati. berlahan tapi pasti ku terlena dalam buaian mimpi dan mencoba tuk terus larut dalamnya. dirimu, kamu dan semua mimpi tentang kita dan masa depan...

untuk 'selamanya' yang abadi...

semilir angin menghembuskan sejuk akan nyamannya hati. berlahan tapi pasti, ku terlena dalam buaian mimpi dan mencoba tuk terus larut di dalamnya. semua begitu terasa sempurna layaknya mimpi yang terhampar keemasan diatas butiran pasir meluas. aku tak ingin bangun dari mimpi ini. ingin 'selamanya' merasakan ini. melupakan semua serak parau sang dunia yang kerap mengaung mencoba menganggu mimpi ini. lengkap terasa semua yang ada, meski tak banyak dan mungkin tak seindah kisah yang dituliskan para pujangga dalam dongeng keabadian cinta. mungkin tak secantik sang merak yang tertimpa berkas sang surya dalam dunia mimpi sang putri tidur. namun telah cukup untukku...

dirimu...

kamu...

yang selalu ada disisi uraikan sejuta makna dan kata
yang dulu hanya jadi bayang dianganku saja.

kamu..

aku...

hanya kita dalam gelembung udara yang mengisi rongga-rongga dada ini. terasa menyegarkan bagai embun sang gunung yang menetes untuk beri damai dalam kehausan panjang hidup umat manusia. semua begitu sempurna. tercipta dalam bentuk dan ragam yang hanya dapat terangkaikan dalam lukisan alam akan surga dan mimpi kami, para anak manusia.

meski perlahan dapat kutelisik ketidaksempurnaannya. keraguan yang terpancar dari detik-detik diammu ketika malam menjelang tuk jemput kita ke dalam angan mimpi. berjuta tanya dalam benakmu yang tak mampu kau utarakan, yang terkadang hanya terdengar lirih dari sindiran-sindiran yang kau buat seolah gurauan dalam tawa yang kutebarkan di denting hari.

aku tahu...

aku mengerti...

ketakutan panjang dirimu akan rasa ingin memiliki untuk 'selamanya'. aku tahu 'selamanya' menjadi sebuah angan yang kau takut akan patah suatu hari nanti. dan saat angan itu terbelah berderai, kau takut jiwa akan pergi bersama perih dan air mata yang pastinya akan tertumpah. dan kau tak sanggup kehilangan (lagi)

kau mengantungkan jiwamu padaku dan menyerah pada kelemahan terdalam yang kau punya tuk menumbuhkan 'selamanya' dalam asa yang dahulu selalu kau coba untuk tinggalkan dalam pojok ruang gelap hatimu. kau kunci rapat agar tak mencuat dan menjadi mimpi nyata, yang setiap malamnya bertumbuh semakin dalam di tiap jengkal nadi dan aliran darahmu. kau takut rasa ini akan menghantarkan jiwamu pada kematian asa. saat semua menjadi hampa dan 'selamanya' menghilang.

aku tahu..

aku mengerti..

dan aku pun terbaring dalam kolam ketakutan yang sama denganmu disini. menggengam tanganmu yang gemetar terhempas angin salju sang ragu yang terus menerus menerpa. aku ada disini sayang. bersamamu...

mata yang lemah ini tak kan pernah sanggup melihat jaring benang masa depan yang tersulam disana. diri disini hanya mampu menuangkan segenap asa dan meneteskan tiap bulir keyakinan kedalam mangkuk kehidupan dan mimpi mu (mimpi kita). berharap suatu hari ragumu kan menghilang dan takutmu kan sirna. agar semua menjadi sempurna dan 'selamanya' akan abadi tercipta...

Sunday, April 5, 2009

masih...

berdiri menatapi sang rembulan yang membisu bersinar dan membeku. hembusan angin meniupkan ingatan akan mimpi yang bersandar. apakah masih ada mimpi yang pernah dirajut tangan-tangan ini. perlahan bertahan meski sering tertusuk dan berdarah. merajut setiap detik menjadikan satu agar dapat bersinar terang bagai benang emas yang berkibar tertimpa matahari.

tangan ini kaku, tangan ini layu. namun hati tetap bertahan karena letak asa masih tetap ada. dan langitpun membiru dalam deburan ombak yang menenggelamkan semua keluhanmu.

aku masih disini.....

bukankah itu seharusnya yang menjadi esensi dalam perjalanan ini (perjalanan kita). meski kerap terhenti oleh kelam dan menjadi kaku oleh amarah. tapi aku (kita) masih disini....

dalam lamunan sang jiwa yang menyembul bersinar menerangi malam yang dingin dan semakin kelam ini. hati bertahan dan bangunkan kembali, tebarkan kembali benang detik yang pernah aku, kamu (kita) rajut bersama. mimpi kita...

meski deburan ombak pernah berulang kali menghantam sang karang dan mengikisnya dalam waktu yang tercerai berai bersama alirannya ke laut. tapi aku masih tetap disini. mencoba menjaga hati ini bagai seorang penjaga yang sedang menjaga mustika ribuan tahun. meski pernah terlintas untuk berlalu. tapi aku masih disini...

"cukupkah itu tuk buktikan artimu bagiku.."

till the end, sob...

Thursday, April 2, 2009

katamu...

saat...

kamu...

enyah...

katamu yang terangkaikan abadi disana.berhiaskan mahkota kepedihan. me-lagu-kan keluhan akan duka yang ada. api yang terbakar dalam dada.melengkuhkan kepedihan yang kutimbulkan. hati mempertanyakan asa yang tergulung dibalik rangkaian kata yang tercipta.

apa enyah yang kau inginkan?
apa berhenti yang kau harapkan...?
telah tibakah saat ku harus enyah..?