If I were a boy even just for a day
I'd roll out of bed in the morning
And throw on what I wanted
And go drink beer with the guys
And chase after girls
I'd kick it with who I wanted
And I'd never get confronted for it
'Cause they stick up for me
If I were a boy
I think I could understand
How it feels to love a girl
I swear I'd be a better man
I'd listen to her
'Cause I know how it hurts
When you lose the one you wanted
'Cause he's taking you for granted
And everything you had got destroyed
If I were a boy
I would turn off my phone
Tell everyone it's broken
So they'd think that I was sleeping alone
I'd put myself first
And make the rules as I go
'Cause I know that she'd be faithful
Waiting for me to come home, to come home
If I were a boy
I think I could understand
How it feels to love a girl
I swear I'd be a better man
I'd listen to her
'Cause I know how it hurts
When you lose the one you wanted
'Cause he's taking you for granted
And everything you had got destroyed
It's a little too late for you to come back
Say it's just a mistake
Think I'd forgive you like that
If you thought I would wait for you
You thought wrong
But you're just a boy
You don't understand
And you don't understand, oh
How it feels to love a girl
Someday you wish you were a better man
You don't listen to her
You don't care how it hurts
Until you lose the one you wanted
'Cause you're taking her for granted
And everything you had got destroyed
But you're just a boy
Friday, January 30, 2009
aku ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Lewat kata yang tak sempat disampaikan
Awan kepada air yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Thursday, January 29, 2009
kepasrahan pada waktu...
kemarin
terucap sebait kata kepasrahan sang jiwa
terhadap waktu
dan semua yang beriringan disampingnya
mungkin sudah saatnya berhenti berjuang
saatnya tuk hanya pasrahkan semua pada waktu
dan biarkan sosok itu meng-ungu disana perlahan
hilangkan keinginan untuk meminta dan mengusirnya
biarkan jingga itu punah perlahan
meski ku tahu akan ada lirih mengiringi langkah ini
hati...
kuatkanlah dirimu tuk bertahan disini
meski sang luka terus mengusikmu
dan berbisik mengusir keyakinan yang kau genggam erat
hati percayalah kan yang ada....
mengapa masih harus terusik dengan jingga yang hanya ada dalam angan?
ku katupkan sekali lagi tangan penuh luka ini
mencoba tersenyum dan memupuk asa
tuk berjalan lagi disini
acuhkan semua lelah yang ada
tinggalkan semua dan memulai dari awal
tuk kembali percaya......
terucap sebait kata kepasrahan sang jiwa
terhadap waktu
dan semua yang beriringan disampingnya
mungkin sudah saatnya berhenti berjuang
saatnya tuk hanya pasrahkan semua pada waktu
dan biarkan sosok itu meng-ungu disana perlahan
hilangkan keinginan untuk meminta dan mengusirnya
biarkan jingga itu punah perlahan
meski ku tahu akan ada lirih mengiringi langkah ini
hati...
kuatkanlah dirimu tuk bertahan disini
meski sang luka terus mengusikmu
dan berbisik mengusir keyakinan yang kau genggam erat
hati percayalah kan yang ada....
mengapa masih harus terusik dengan jingga yang hanya ada dalam angan?
ku katupkan sekali lagi tangan penuh luka ini
mencoba tersenyum dan memupuk asa
tuk berjalan lagi disini
acuhkan semua lelah yang ada
tinggalkan semua dan memulai dari awal
tuk kembali percaya......
Friday, January 23, 2009
disini....
Aku ingin percaya
saat kau bilang sang kabut tlah hilang
aku ingin percaya
saat kau bilang semua akan baik-baik saja
aku ingin sekali percaya
saat kau bilang semua tlah menjadi ungu
tak ada lagi jingga itu di hatimu
"aku sangat ingin percaya semua..!"
tapi hati tak percaya
karna sudah tak mampu percaya
tak sanggup lagi tergores
karena ia tlah koyak berkeping
andai saja kata dapat tercipta
tuk jelaskan semua yang kumau
saat kau tanya apa yang harus kau lakukan
namun ku hanya mampu bisu
diri pun tak mengerti jawabnya
pikir pun tak mampu simpulkan
aku pun tak tahu....
aku sangat ingin membuang rasa ini
selalu kukatakan pada hati untuk tak ragu
selalu ku kekang pikir agar tak kesana
namun sang jingga yang menghampiriku
dalam berbagai caranya terus menghantuiku
seret kembali aku kesana
kembali ke titik awal
dengan rasa perih berlipat ganda
dan darahku pun menetes kembali
semoga waktu dapat buat ku percaya
karena aku pun tak tahu
berapa lama lagi hati mampu menahan
sampai kapan kaki mampu berdiri tegak
disini...
aku tlah lelah
bagai serdadu yang tak kunjung henti berperang
badan ini tlah remuk redam penuh luka
darah terus menetes tak henti
menghiasi langkah yang kuambil
jiwa ini tlah letih
bagai berjalan ribuan mil
dalam selimut padang pasir yang tak berujung
mataku tlah perih terluka butiran pasir
angin menusuk lirih di tiap hembusnya
kakiku tlah lemah
kutuangkan segenap kekuatan tuk terus melangkah
karna ku tahu kau masih disini
dan harapku kau kan menopangku kesana
dimana tak ada lagi sang jingga
dan ungu dapat kujelang
bersinar terang bersama bintang
yang dipeluknya di pangkuan
saat kau bilang sang kabut tlah hilang
aku ingin percaya
saat kau bilang semua akan baik-baik saja
aku ingin sekali percaya
saat kau bilang semua tlah menjadi ungu
tak ada lagi jingga itu di hatimu
"aku sangat ingin percaya semua..!"
tapi hati tak percaya
karna sudah tak mampu percaya
tak sanggup lagi tergores
karena ia tlah koyak berkeping
andai saja kata dapat tercipta
tuk jelaskan semua yang kumau
saat kau tanya apa yang harus kau lakukan
namun ku hanya mampu bisu
diri pun tak mengerti jawabnya
pikir pun tak mampu simpulkan
aku pun tak tahu....
aku sangat ingin membuang rasa ini
selalu kukatakan pada hati untuk tak ragu
selalu ku kekang pikir agar tak kesana
namun sang jingga yang menghampiriku
dalam berbagai caranya terus menghantuiku
seret kembali aku kesana
kembali ke titik awal
dengan rasa perih berlipat ganda
dan darahku pun menetes kembali
semoga waktu dapat buat ku percaya
karena aku pun tak tahu
berapa lama lagi hati mampu menahan
sampai kapan kaki mampu berdiri tegak
disini...
aku tlah lelah
bagai serdadu yang tak kunjung henti berperang
badan ini tlah remuk redam penuh luka
darah terus menetes tak henti
menghiasi langkah yang kuambil
jiwa ini tlah letih
bagai berjalan ribuan mil
dalam selimut padang pasir yang tak berujung
mataku tlah perih terluka butiran pasir
angin menusuk lirih di tiap hembusnya
kakiku tlah lemah
kutuangkan segenap kekuatan tuk terus melangkah
karna ku tahu kau masih disini
dan harapku kau kan menopangku kesana
dimana tak ada lagi sang jingga
dan ungu dapat kujelang
bersinar terang bersama bintang
yang dipeluknya di pangkuan
Thursday, January 22, 2009
seharusnya aku yang bertanya
kau selalu bertanya mengapa aku begini...
aku juga tak ingin begini
tak ingin rasakan ini
tapi tak mampu kupungkiri
hati masih berangankan jingga
terselimuti kabutnya
tak mampu lepaskan
jadi setiap saat ia menjelang
kugali lebih dalam lubang itu
terus mencari hitammu disana
sebuah kehitaman yang nyata
agar ku berani lepaskan diri darimu
agar ku mampu buang semua yang ada
meski kau selalu coba tunjukan putihmu yang indah itu
tapi tetap saja kabut sang jingga disana
dan kucari lagi hitam yang ada
aku hanya berpikir
bukti hitammu kan buat ku terbebas dari semua sakit ini
karna kau tak mampu hapuskan kabut jingga itu
kau tak mau tinggalkan sang jingga
terus menggenggamnya dan tak mau lepas...
lalu kini kau bertanya mengapa aku begini
seharusnya aku yang bertanya
"begitu pentingkah jingga itu?"
"tak dapatkah kau tinggalkan semua tentang jingga itu?"
"tak mungkinkah kau bungkus saja semua?"
tinggalkan disana dan tak pernah kau pikir
ataupun kau lihat lagi...
agar tak kudapati lagi sedikitpun
sosokmu yang sedang memujanya
terlena olehnya
dan terus tertegun dalam kabutnya
aku juga tak ingin begini
tak ingin rasakan ini
tapi tak mampu kupungkiri
hati masih berangankan jingga
terselimuti kabutnya
tak mampu lepaskan
jadi setiap saat ia menjelang
kugali lebih dalam lubang itu
terus mencari hitammu disana
sebuah kehitaman yang nyata
agar ku berani lepaskan diri darimu
agar ku mampu buang semua yang ada
meski kau selalu coba tunjukan putihmu yang indah itu
tapi tetap saja kabut sang jingga disana
dan kucari lagi hitam yang ada
aku hanya berpikir
bukti hitammu kan buat ku terbebas dari semua sakit ini
karna kau tak mampu hapuskan kabut jingga itu
kau tak mau tinggalkan sang jingga
terus menggenggamnya dan tak mau lepas...
lalu kini kau bertanya mengapa aku begini
seharusnya aku yang bertanya
"begitu pentingkah jingga itu?"
"tak dapatkah kau tinggalkan semua tentang jingga itu?"
"tak mungkinkah kau bungkus saja semua?"
tinggalkan disana dan tak pernah kau pikir
ataupun kau lihat lagi...
agar tak kudapati lagi sedikitpun
sosokmu yang sedang memujanya
terlena olehnya
dan terus tertegun dalam kabutnya
arrrrgghhhhh...
mungkinkah bintang benar-benar dapat jatuh dan kugenggam
bila sinar sang jingga masih saja disana dan tak mau pergi
dan ia masih setia disana memuja sang jingga
mengendap-endap berjalan kesana untuk menoleh pada sang jingga
damn......
beneran ga mungkin yah si bintang jatuh..?
arrgghhhhhh....
jingga sudahlah, jangan kau ganggu mimpiku
beranjak saja dari sini.....
bila sinar sang jingga masih saja disana dan tak mau pergi
dan ia masih setia disana memuja sang jingga
mengendap-endap berjalan kesana untuk menoleh pada sang jingga
damn......
beneran ga mungkin yah si bintang jatuh..?
arrgghhhhhh....
jingga sudahlah, jangan kau ganggu mimpiku
beranjak saja dari sini.....
Tuesday, January 20, 2009
hingga ujung waktu...
mungkin sang ombak tak kan pernah tenang
kan selalu ada dan menghiasi indahnya samudra
namun sang karang akan tetap tegar
berdiri disana hingga masa melewatinya
mungkin sang badai tak kan pernah hilang
kan menyirami disela indahnya pancaran pelangi
namun sang burung kan tetap terbang
mengumpulkan semua tenaga tuk kembali pulang
dan sang hati hanya bisa menghela
saat rasa menusuk tak mengenakkan
namun tekad kan bulat tercipta
tuk tetap jelang asa yang tercipta
hingga waktu melindas meninggalkannya
dan tak ada lagi bisikan angin tenangi tangisnya
kan selalu ada dan menghiasi indahnya samudra
namun sang karang akan tetap tegar
berdiri disana hingga masa melewatinya
mungkin sang badai tak kan pernah hilang
kan menyirami disela indahnya pancaran pelangi
namun sang burung kan tetap terbang
mengumpulkan semua tenaga tuk kembali pulang
dan sang hati hanya bisa menghela
saat rasa menusuk tak mengenakkan
namun tekad kan bulat tercipta
tuk tetap jelang asa yang tercipta
hingga waktu melindas meninggalkannya
dan tak ada lagi bisikan angin tenangi tangisnya
Friday, January 16, 2009
SAAT AKU LANJUT USIA -SHEILA ON 7 -
Saat aku lanjut usia
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau selalu di sini
Menemani aku bernyanyi
Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas?
Reff:
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki telah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain
Saat perutku mulai buncit?
Yakinlah ku tetap tersexy?
Dan tetaplah kau selalu menanti?
Nyanyianku di malam hari?
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau selalu di sini
Menemani aku bernyanyi
Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas?
Reff:
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki telah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain
Saat perutku mulai buncit?
Yakinlah ku tetap tersexy?
Dan tetaplah kau selalu menanti?
Nyanyianku di malam hari?
Wednesday, January 14, 2009
doa untukmu
sebait doa terucap
untuk hati terkasih disana
inginku kau jelang semua mimpimu
rasakan indahnya angin yang berhembus
tak mampu tangan ini berikan dunia padamu
tak mampu pula ku berikan semua pintamu
hanya sebuah doa yang tulus
terpanjat bagimu tercinta
hanya bagimu sang kekasih hatiku
atas semua mimpi dan citamu
semoga kau jelang bahagia disetiap detik umurmu.
untuk hati terkasih disana
inginku kau jelang semua mimpimu
rasakan indahnya angin yang berhembus
tak mampu tangan ini berikan dunia padamu
tak mampu pula ku berikan semua pintamu
hanya sebuah doa yang tulus
terpanjat bagimu tercinta
hanya bagimu sang kekasih hatiku
atas semua mimpi dan citamu
semoga kau jelang bahagia disetiap detik umurmu.
Monday, January 12, 2009
pesan untuk jingga
wahai jingga
tertunduk kaku dikeheningan malam
mengiba dengan segenap kerendahan hati
memohon kau tuk pergi
jangan kau hiasi lagi perjalanan ini dengan jinggamu itu
kutundukan kepala mengaku kalah
tak mampu ku tandingi cahaya indahmu disana
kini hanya menghaturkan permintaan sederhana
tuk tinggalkan semua...
biarkanlah semua berhias sang ungu
agar ia dapat tumbuh dan bersinar kembali
karena aku telah nyaman disini
terlarut dalam semua angan yang tercipta
karena aku tak mampu lepas darinya
meski sejuta tangis dan darah telah tertumpah
terdiam disini, berlutut...
memohon secercah saja belas dari kasihanmu
karena unguku tak mampu bersinar dalam ke-jingga-an-mu
ter-buta-kan kilauanmu
hanya dapat bertahan dalam bayanganmu
wahai jingga pergilah..
kumohon padamu pergilah....
tertunduk kaku dikeheningan malam
mengiba dengan segenap kerendahan hati
memohon kau tuk pergi
jangan kau hiasi lagi perjalanan ini dengan jinggamu itu
kutundukan kepala mengaku kalah
tak mampu ku tandingi cahaya indahmu disana
kini hanya menghaturkan permintaan sederhana
tuk tinggalkan semua...
biarkanlah semua berhias sang ungu
agar ia dapat tumbuh dan bersinar kembali
karena aku telah nyaman disini
terlarut dalam semua angan yang tercipta
karena aku tak mampu lepas darinya
meski sejuta tangis dan darah telah tertumpah
terdiam disini, berlutut...
memohon secercah saja belas dari kasihanmu
karena unguku tak mampu bersinar dalam ke-jingga-an-mu
ter-buta-kan kilauanmu
hanya dapat bertahan dalam bayanganmu
wahai jingga pergilah..
kumohon padamu pergilah....
Thursday, January 8, 2009
sang waktu
saat kutilik tulisan yang ku gariskan dalam lembar putih yang terhampar di hadapan, renungku melayang pada angka yang tertulis. detik berlalu dengan cepat. hmm... sebuah perjalanan yang panjang hingga sampai disini, di detik ini. dentang sang waktu hiasi setiap anganku akan kekinian, bawa larut semua memori yang pernah ada. dahulu dan kini, masih terus jiwa ini mencari, penggalan kisah untuk diabadikan, bagian jiwa tuh dilengkapi.
melihat ke belakang waktu yang berlalu. semua seakan berjalan pelan dalam hampa. apa yang pernah ada? kucari berkeliling dalam tiap sudutnya, masih saja tak mampu temui yang dulu ada. apakah memang sudah menghilang dalam kelam? mengapa tak kutemukan sedikitpun sisanya.
hatiku bergetar perih menggigil mengingat yang dulu ada. pernah terucap dari bibir ku yang meronakan sebuah senyum saat itu "aku bahagia".
anganku terus menyusuri turun tangga memori yang terangkaikan disana. akal berpikir dan mengandai, mengingat dan resapi setiap rasa yang timbul saat itu. aku bahagia saat itu, aku memuja saat itu, aku terbuai saat itu. mengapa kini tak seperti saat itu? tanya ku pada akal yang berpikir, renungku pada asa yang mendera. sang waktu, mengapa kehangatan itu lekang olehmu? terus ku susuri semua sudut ini, cari lagi , tagih lagi, harap lagi semua hangat itu. namun semua seakan semakin menjauh pergi. semakin tersesatku dalam hembusan dingin sang angin di malam ini.
mengigil tubuhku di ujung lorong lembab yang dingin itu.
sendiri....
melekukan kaki dalam tautan lelahku...
dan mengalah pada sang waktu yang menghapus semua.....
melihat ke belakang waktu yang berlalu. semua seakan berjalan pelan dalam hampa. apa yang pernah ada? kucari berkeliling dalam tiap sudutnya, masih saja tak mampu temui yang dulu ada. apakah memang sudah menghilang dalam kelam? mengapa tak kutemukan sedikitpun sisanya.
hatiku bergetar perih menggigil mengingat yang dulu ada. pernah terucap dari bibir ku yang meronakan sebuah senyum saat itu "aku bahagia".
anganku terus menyusuri turun tangga memori yang terangkaikan disana. akal berpikir dan mengandai, mengingat dan resapi setiap rasa yang timbul saat itu. aku bahagia saat itu, aku memuja saat itu, aku terbuai saat itu. mengapa kini tak seperti saat itu? tanya ku pada akal yang berpikir, renungku pada asa yang mendera. sang waktu, mengapa kehangatan itu lekang olehmu? terus ku susuri semua sudut ini, cari lagi , tagih lagi, harap lagi semua hangat itu. namun semua seakan semakin menjauh pergi. semakin tersesatku dalam hembusan dingin sang angin di malam ini.
mengigil tubuhku di ujung lorong lembab yang dingin itu.
sendiri....
melekukan kaki dalam tautan lelahku...
dan mengalah pada sang waktu yang menghapus semua.....
Tuesday, January 6, 2009
just one..
remuk redam semua sendinya
terasa tak mampu lagi bergerak
tubuh ini hanya ingin layu disini
jangankan untuk berjalan maju
untuk bertahan disini saja kaki ku telah lelah dan gemetar
"please give me one reason honey,
just one...
why I have to stay here
in this fucking life"
apa yang kugengam mungkin hanyalah ilusi akan sebuah obsesi
karena tak yakin rasakan nyatanya
semua yang pernah tercurah dan terucap
mengapa ragu saja yang tercipta
and now I've just lost here with nowhere to go
didn't know when to stop
don't know why to kept walking either
all the dream suddenlly turning into unreal wishes
hah.... lelahnya diri ini...
terasa tak mampu lagi bergerak
tubuh ini hanya ingin layu disini
jangankan untuk berjalan maju
untuk bertahan disini saja kaki ku telah lelah dan gemetar
"please give me one reason honey,
just one...
why I have to stay here
in this fucking life"
apa yang kugengam mungkin hanyalah ilusi akan sebuah obsesi
karena tak yakin rasakan nyatanya
semua yang pernah tercurah dan terucap
mengapa ragu saja yang tercipta
and now I've just lost here with nowhere to go
didn't know when to stop
don't know why to kept walking either
all the dream suddenlly turning into unreal wishes
hah.... lelahnya diri ini...
damn...
lagi....
sekali lagi seperti ini...
kenapa semuanya susah banget yah....
kenapa dia ga pernah berubah sedikit pun
sadarkah dia sikapnya menyakitiku sangat
maybe just wasting my time and tears...
capek banget......
sekali lagi seperti ini...
kenapa semuanya susah banget yah....
kenapa dia ga pernah berubah sedikit pun
sadarkah dia sikapnya menyakitiku sangat
maybe just wasting my time and tears...
capek banget......
jingga itu
semua langkah yang kutapaki...
setiap jalan yang kulewati...
adakah ini berarti
pernahkah akan ada arti?
mengapa terasa seakan berjalan ditempat
terus melihat semua dalam diam nan bisu
jingga itu tetap muncul
sekuat apapun kuhalangi
sinarnya masih saja menyelimutimu
dan kutatap kau tersenyum
terbuai bersamanya
apakah ini nyata?
setiap jalan yang kulewati...
adakah ini berarti
pernahkah akan ada arti?
mengapa terasa seakan berjalan ditempat
terus melihat semua dalam diam nan bisu
jingga itu tetap muncul
sekuat apapun kuhalangi
sinarnya masih saja menyelimutimu
dan kutatap kau tersenyum
terbuai bersamanya
apakah ini nyata?
Monday, January 5, 2009
sang embun
pernah ada satu masa, saat sang embun terbuai oleh sunyinya malam yang menawarkan sejuta pesona cahaya berkelipan. memandangi sang bintang yang bersinar menambah keagungan sang malam. dan sang embun merasa keindahan ini adalah rumah untuknya. tak ingin mengakhiri sang malam dan ingin abadi bersamanya. namun secercah titik hitam dihatinya merindukan sang mentari dalam sinar hangat sang siang. bayangan akan indahnya mentari yang bersinar membuatnya bermimpi. beranikan hati melangkah tuk mencari sang siang. hanya tuk nikmati sekejap saja hangat itu, yang tak pernah dapat diberikan sang malam padanya. Terus mengejar hangatnya sang mentari agar ia dapat merasakan arti.
kini sang mentari telah bersinar untuknya. tersembul dari ujung langit yang membiru. memberikan hangat yang slalu diimpikan oleh sang embun. dia kini begitu memuja sang mentari. yang selalu setia menghangatkannya. indahnya cahaya yang terpantulkan bersama keindahan rumput hijau yang bergoyang membuatnya selalu terlarut dalam belaian sang mentari. Tak pernah ingin terpisah dari sang mentari meski dia sadari dirinya perlahan hilang dan menguap. hangat yang ada perlahan berubah menjadi teriknya panas yang mengilukan. membuatnya kehilangan dirinya dan semua senyum yang dulu pernah ada.
secercah muncul kerinduan kan malam. salahkah ia dahulu meninggalkannya? apakah siang pernah perdulikan ia yang memandangnya dari ujung hamparan rerumputan? mengapa sang mentari tak mengurangi sinarnya agar dirinya dapat berada disini lebih lama lagi?
kini sang mentari telah bersinar untuknya. tersembul dari ujung langit yang membiru. memberikan hangat yang slalu diimpikan oleh sang embun. dia kini begitu memuja sang mentari. yang selalu setia menghangatkannya. indahnya cahaya yang terpantulkan bersama keindahan rumput hijau yang bergoyang membuatnya selalu terlarut dalam belaian sang mentari. Tak pernah ingin terpisah dari sang mentari meski dia sadari dirinya perlahan hilang dan menguap. hangat yang ada perlahan berubah menjadi teriknya panas yang mengilukan. membuatnya kehilangan dirinya dan semua senyum yang dulu pernah ada.
secercah muncul kerinduan kan malam. salahkah ia dahulu meninggalkannya? apakah siang pernah perdulikan ia yang memandangnya dari ujung hamparan rerumputan? mengapa sang mentari tak mengurangi sinarnya agar dirinya dapat berada disini lebih lama lagi?
Subscribe to:
Posts (Atom)