Kemarin sempat terucap pada seorang teman tentang seberapa simple-nya aku melihat hidup. membiarkannya berlalu dan menikmati setiap detik yang ada. hidup untuk detik ini dan hanya untuk kekinian.
namun tak mampu pungkiri setelah detik berlalu ingatannya masih melekat di sistem otakku dan tak bisa terelakkan untuk berpikir. sekumpulan detik-detik itu mengalun lambat dalam angan yang menjadikannya timbunan dalam pikir.
tak ingin berpikir dan merencakan apapun. membiarkan semua berlalu dalam hanyutan waktu. biarkan kaki ini melangkah bersama angin. berhenti bila memang saatnya untuk berhenti.
terus menguapkan detik dalam angan ini. agar tak ada beban yang tertingggal. namun hati mulai gundah. mengingat rasa yang timbul dalam detik. ingin menganggap itu semua biasa namun terdengar suara membisikkan rasa. menyadari ada yang hilang dari detik yang tercipta. kekosongan yang menanti untuk diisi.
berjalan mengikuti angin yang berlalu dan mendapati hanya terlihat kosong ditiap sudut yang mendesak. lubang hampa yang dahulu mampu kuabaikan, kini terkuak dan terlihat nyata.
mungkin karena berkata sehingga mengingat semua. biarlah semua yang teringat dan terlihat menjadi nyata dalam waktu. berikan semua untuk waktu yang berjalan. menitip harap pada bintang tuk hantarkan angan ini pada keabadian yang mungkin ada.
No comments:
Post a Comment