dan kini
kita sampai pada titik ini
dimana detik mengiring diri menyadari arti kita tak lagi se-ungu dahulu
entah apa yang dikikis sang waktu hingga kita terasa hampa
bukankah dulu kau menjadi pengikat hati yang tercerai berai terhempas kejamnnya hidup
bukankah dulu kau menjadi sumber dari semua senyumku
tak perduli apapun yang dunia hujatkan pada kita
bukankah dulu kau adalah tempatku mengadukan keluh kesah akan bobroknya hidup
bukankah kamu tiang dimana dapat kusandarkan semua lelahku
kini hidup mengirimkan jutaan hujatan akan diri
kini hidup menjatuhkan jiwa dan meremukkan asa ini
dan kini aku kehilangan kendali atas lajunya
namun tak kutemui kau disana
ribuan cara, ribuan detik
aku terus mencari nyaman yang dulu ada
sebuah senyum yang mampu meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja
sebuah kehangatan yang mampu tepiskan tetesan air mata ini
namun tak kutemui kau disana
lelah ini melahirkan bungkam dan amarah yang tak berarah
dan yang terdengar diujung sudut ruang hati hanya
sebuah tanya "apa mauku?"
'apa mauku' bukanlah esensi semua ini
'apa mauku' bukanlah sesuatu yang hilang
mengapa tanya itu tak mengerti
mengapa suara itu tak mendalami
bukan apa mauku
namun apa yang kubutuhkan
sesederhana yang dulu ada
aku butuh "kamu"
No comments:
Post a Comment