kubuka lembar demi lembar sebuah buku rahasia tentang jingga. kutelusuri dengan seksama dan mencoba mencari sesuatu yang kan berarti. hanya sekedar untuk menghilangkan tanda tanya dalam hati dan mengumpani sang binatang bernama penasaran yang bersarang di hatiku. selalu ingin melihat dan membuktikannya sendiri bahwa ragu dan cemburu kan jingga memang nyata dan beralasan. karena ku tak ingin, karena ku tak mampu memikul kebohongan lainnya yang kan menggiringku menuju kepedihan yang tak berujung.
kata demi kata...kumpulan tanggal itu....kuamati seakan mereka adalah sebuah penyakit yang sedang kuteliti. tanyaku pada hati, kumpulkan semua tanya yang pernah ada. akankah dapat kubuktikan rasaku yang mengaum ditiap malam dan membuatku tertidur dengan sebelah mata terbuka. semua tanya yang pernah ada dari semua bagian gelap tentang jingga..., tentangmu... yang membuatmu membangun tembok ini sebagai pelindung dari sisi hidupmu itu. tak pernah boleh kutenggok apalagi bertanya tentangnya. binatang penasaran ini semakin menggerogoti diri ini.
dan kini kau berikan kuncinya menembus kekokohan tembok yang kau bangun menuju ruang rahasiamu dan kau hanya berpesan untuk menggunakan kunci itu dengan bijak. dan disinilah aku kini, di dalam ruang rahasia yang selalu kau coba sembunyikan. dengan hati berdegup kencang ku beranikan diri melihat kedalam. dan ku temukan buku ini. buku yang kugenggam ditanganku dengan hati-hati seakan mengandung sebuah virus mematikan yang bila jatuh maka punahlah bumi ini.
kutelisik lagi lebih dalam mencoba merekam semua kata yang tergoreskan disini. kata-kata itu kini berputar-putar hebat di dalam kepalaku. mencoba mencerna semua dan meluruskan akal akan kenyataan yang kau sembunyikan sekian lama.
Berkali-kali kubaca lagi, berulang kali ku bolak-balikan lembar demi lembar, kata demi kata dan tanggal demi tanggal. mencoba mencari sesuatu yang kucari selama ini, yang kuduga kau sembunyikan di dalam buku ini. mungkin sebuah kode atau mungkin sebuah gambaran kekinian yang kau sembunyikan dariku selama ini. namun tak kutemukan yang kucari.
mungkin terlewatkan oleh mataku yang telah lelah ini. kukumpulkan lagi segenap kekuatan dalam diri, ku buka lagi dari lembar awal buku ini. memang pernah ada tinta emas yang kau goreskan untuk jingga. tapi itu tak penting, yah itu tak penting karena itu masa lalumu. aku bisa menghadapinya, menerimanya dengan tak tergores sediktpun. karena semua bukanlah kekinianmu. lembar-lembar ini sudah usang dan kini yang ku tahu diluar ruang rahasia ini hanya ada ungu yang bersinar terang ditiap harimu.
hmmm... apakah aku harus kecewa ataukah aku harus tersenyum lega dan menghelakan nafas? aku pun tak tahu. pada akhirnya semua kembali lagi kedalam kesunyian sang hitam. rahasia jingga tak ada disini. karena memang tak kau sembunyikan disini ataukah karena memang sudah tak ada lagi sang jingga di dalam kekinianmu? simpulku ku kini mencapai ujung. jingga memang sudah tak menjadi kini mu. yah dia tlah usang, sama seperti lembar-lembar kertas ini.
kututup kembali buku ini, kugeletakkan ditempatnya semula dan kukunci lagi ruang rahasiamu ini. berjalan menjauh dan tak menoleh lagi kedalam. sang jingga sudah tiada dan ku tersenyum tipis melepaskan gundah yang pernah ada. meninggalkan sang binatang penasaran ini di dalam ruang itu. tak mau kubawa lagi dipundakku dan lelahku kini berakhir. semoga benar-benar berakhir....
terima kasih sayang atas kunci ini, kukembalikan lagi padamu disini. anggap saja aku tak pernah memasukinya, ruang rahasia itu kini milikmu...milikmu seorang. kini raguku akan kekinian sang jingga terjawablah sudah. maaf bila diri harus memaksamu meminjamkanku kunci itu. hanya untuk mengusir binatang penasaran itu dari pundakku, karena letih sudah memanggulnya setiap saat.....
2 comments:
hhehhehee....
semoga akan datang saatnya sebelum kaki berhenti melangkah dan nafas terhenti....
amieen..
Post a Comment